BELAJAR MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT BERSAMA GENBI UINSA
Komunitas Pemberdayaan : Kelompok Tani Mugi Lestari RW 5 Jemursari
Fasilitator : GenBI (Generasi Baru Indonesia) UINSA
Partner Pemberdayaan : BANK Indonesia, SERPIS atau KRPL (Kelompok Rumah Pangan Lestari) RW 4, dan RSI (Rumah Sakit Islam) NU Jemur Sari, dan lainnya.
Siapa itu GenBI ?
GenBI adalah wadah atau organisasi bagi sekumpulan mahasiswa yang menerima beasiswa dari Bank Indonesia. GenBI yang berada di UINSA memiliki program pemberdayaan masyarakat, yang sejalan dengan program Ramah Lingkungan dari BI. Sampai ditemukannya ide tersebut tentunya dengan pertimbangan dan rapat yang matang dan mereka mengajukan proposal untuk pendanaan program ini ke pihak BI dengan konsep Urban Farming atau pertanian perkotaan, terkhusus Hidroponik.
Proses Pendekatan
Pemberdayaan kepada masyarakat bisa dikatakan susah-susah gampang, apalagi bagi mahasiswa yang tentunya belum memiliki pembuktian kesuksesan alias masih kuliah. Mereka mencoba memulai dengan mencari target masyarakat yang akan mereka berdayakan, sehingga akhirnya terjadi kesepakatan atau fix untuk memberdayakan masyarakat pada RW ini.
Awalnya mereka berencana hanya akan memberdayakan salah satu RT yang berada di RW 5 karena pihak mitra berada didaerah tersebut. Namun, karena keterbatasan lahan, akhirnya mereka menemukan daerah yang tepat hingga proses pemberdayaan di masyarakat menjadi lebih luas. Setelah banyak sekali melobi dan mencari tempat disekitar wilayah ini bersama masyarakat.
Gambar 1.1 Proses Pencarian Lahan
Hubungannya dengan RSI sendiri adalah untuk mengatasi masalah lahan tersebut, berhubung daerah wonocolo adalah daerah padat penduduk dengan lahan luas yang tidak terpakai sangat sedikit. Jadi, wadah kelompok tani ini berada diwilayah RSI dengan Luas lahan mereka sekitar 5 x 50 meter, lahan diajukan untuk dipinjam dan digunakan masyarakat. Lahan berada diluar pagar rumah sakit. Mereka mengajukan proposal peminjaman lahan tersebut dan di terima untuk digunakan selama 2 tahun. Dan boleh diperpanjang jika banyak progress yang membuat masyarakat ingin melanjutkan kegiatan ini.
Masyarakat pada awalnya banyak sekali yang tidak tertarik atau tidak begitu peduli, setelah mereka mencoba berbagai strategi dari menjelaskan bagaimana proses bertemu dan berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mendukung, mencoba koordinasi menyadarkan masyarakat dengan konsep pertanian yang mereka andalkan. Banyak proses pelobian hingga akhirnya semua tercapai dan memakan waktu yang cukup lama pada tahun 2019. Hingga akhirnya mereka berhasil membuat banyak masyarakat tertarik ketika rencana tersebut secara logika masyarakat dapat terlaksana karena mereka mendapatkan modal pembentukan komunitas pemberdayaan dari Bank Indonesia atau dana sudah cair.
Gambar 2.1 Pembentukan kelompok Tani
Gambar 3.1 Sosialisasi Pertama
Proses Pemberdayaan
Alasan mereka memilih RW 5 adalah karena wilayah ini dekat dengan Kampus, dan memulai pemberdayan dari masyarakat terdekat. Selain itu masyarakat terdekat lainnya adalah RW 4, tetapi mereka sudah memiliki komunitas ini dan sudah berjalan sekitar 2 tahun, sehingga mereka menjadi termotivasi dengan program ini dengan kemungkinan berhasil tinggi. Panen pertama mereka pada akhir bulan Januari 2020, hasilnya dibagi-bagi kemasyarakat dan pihak terlibat saat peresmian komunitas ini oleh Bank Indonesia.
Gambar 4.1 Peresmian
Sudah berjalan 2 bulan, lahan yang sudah digunakan sebesar 14 x 7 meter karena juga berdiri diatas sungai atau gorong-gorong air dan tanah lebihan jalan, sedangkan luas GreenHouse sendiri sebesar 6 x 9 meter. Untuk pemateri dan pelatihan dihandle oleh GenBI, mereka bekerja sama dengan tim SERPIS misalnya untuk belajar Hidroponik, untuk pelatihan Administrasi tim GenBI sendiri yang melakukannya, dan masih banyak lagi.
Jadi, dalam komunitas ini terdapat ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang inti, lalu ada anggota yang sangat banyak sekitar 50 orang yang terdaftar yang sudah ada mewakili per-RT nya, karena disini ada 10 RT (Rukun Tetangga). Bahkan dari GenBI sendiri terdapat 50 Anggota juga yang terkait dengan kelompok tani ini. Komunitas dimulai pada tanggal 24 November 2019 setelah dana cair merancang dan membuat kebutuhan seperti greenhouse, hingga tanggal 25 Desember 2019 masyarakat mulai belajar menanam dan perawatan.
Memasuki bulan Maret tercatat sudah 3 kali panen, dan hasilnya selain dijual juga dibagikan ke anggota, selain belajar masalah hidroponik mereka juga belajar bagaimana cara menjual tanaman-tanaman hingga memiliki nilai jual lebih. Hasil panen dijual seperti saat ada kegiatan dikelurahan dan ditawarkan kesana.
Gambar 5.1 Penjualan
Di minggu-minggu terakhir Februari dan awal Maret ini mereka membuat wadah tanaman yang digantung dari serabut kelapa, lembaga-lembaga sudah mulai banyak yang memesan baik bibit, hasil tanaman, bahkan kerajinan tanaman tersebut. Deadline selanjutnya, mereka akan mengembangkan dan merencanakan pelatihan-pelatihan terkhusus untuk anggota kelompok tani Mugi Lestari ini dengan target tercapai pada bulan 5 ini, yang mana ketika masyarakat melakukan rapatpun didampingi oleh fasilitator.
Gambar 6.1 Pelatihan membuat Kokedema
GenBI ataupun komunitas tani ini selalu dan saling berkoordinasi dalam jalannya komunitas ini kedepannya. Tentunya Genbi melakukan evaluasi dan monitoring kepada komunitas dan program pendampingan pemberdayaan ini. Kedepannya komunitas ini akan terus dilanjutkan bagi generasi penerus Genbi baik untuk tempat belajar. GenBI berharap komunitas ini dapat berdaya sendiri secara mandiri, berkelanjutan bahkan mampu menjadi komunitas yang mampu memfasilitatori kelompok tani baru lainnya.
Gambar 7.1 Panen yuk!
Perubahan yang terjadi di masyarakat adalah terkhusus di RW 5 Jemursari ini mereka memiliki komunitas yang bisa menyatukan mereka, selain menjadi semakin akrab, lebih sering kumpul dan makan-makan, mereka juga belajar cara menanam tanaman di daerah yang lumayan padat penduduk ini dengan berhidroponik, diharapkan selain belajar di komunitas ini mereka juga memiliki hidroponik sendiri dirumah, selain itu sayur yang mereka makanpun terjaga kualitas dan menyehatkan keluarga. Bahkan untuk penyaluran hobi dalam bercocok tanam, mereka juga diajarkan pelatihan kerajinan tanaman, hingga belajar penjualan hingga memiliki nilai lebih. Hal ini selain berdampak pada membaiknya lingkungan, kesehatan, juga bisa menjalur ke bidang ekonomi masyarakat setempat.
Video 8.1 Wawancara oleh TV
Kelompok ini biasanya aktif mengikuti kegiatan di kelurahan dan siap mewakili RW 5. Selama masa Pandemi, komunitas ini sempat membagikan sayur-sayur yang mereka panen untuk masyarakat disini yang tentunya terdampak akibat pembatasan sosial distancing covid-19 ini. Perkembangan hingga bulan Mei ini, mereka sudah banyak melakukan promosi dan ikut kegiatan atas nama Mugi Lestari, di wawancarai berbagai pihak, dan sempat merencanakan mencoba membuat budidaya ikan dalam ember. Banyak sekali manfaat dan pelajaran yang bisa masyarakat ambil disini yang mana jika digeluti secara serius akan menjadi agen dari pertahanan pangan masyarakat di Indonesia.
Gambar 9.1 Green House Mugi Lestari RW 5
Sumber : Wawancara dengan ketua komunitas tani (Bu Nurul), kelompok komunitas tani, anggota GenBI (Mas Bangkit, Ketua GenBI tahun 2019), diskusi grup komunitas di WattsApp, dan artikel terkait lainnya.